Welcome to aurima hanun's Journey

Menuliskan ini mungkin akan sedikit mengurangi rasa sedihku. Disaat aku harus siap menerima kehadirannya bersamaku. Rasanya waktu bergerak sangat cepat, semua mengharuskan aku untuk melaluinya. Aku yakin akan kuasa Allah SWT yang tau bahwa banyak mimpi ku yang tertunda. Banyak air mataku yang menetes. Banyak perubahan dalam diriku yang akan kulalui dan akan banyak rasa sakit yang akan aku hadapi. Saat aku terdiam entah apa yang harus aku fikirkan. Entah apa yang harus aku hadapi dan entah siapa keluh kesahku. YaAllah jika memang engkau menghadirkan dia untukku, bantu aku untuk selalu bahagia menerima ini. Bantu aku untuk melewati proses ini dengan mudah. Bantu aku untuk selalu menjaga hadirnya dalam hidupku. Kuatkan aku disetiap langkah panjang yang akan aku lalui. Bantu aku membahagiakannya dengan tulus, karna kehadirannya untukku adalah doa orang-orang yang mecintaiku.

 Tepat dua minggu yang lalu hati ini ramai dengan keberadaan dia disampingku, hari hari berasa sangat indah sampai aku harus menyusun waktu hanya sekedar bertanya kemana aku hari ini. Semua berasa seperti mimpi disaat hubungan kita yang terbiasa dengan jarak jauh kini menjadi bisa saling mengisi tiap harinya. Tepat di hari yang sudah kita tentukan untuk kita melangkah ke tahap yang lebih serius. Waktu satu minggu hanya aku habiskan untuk menyiapkan apa yang harus disiapkan, tak terasa disaat itu telah berlalu. Saat ini hanya bisa mengenang bagaimana keindahan empat belas hari bersama, tanpa luka, saling mengisi dan saling berbagi. Terimakasih mas atas waktu tenaga dan pikiran yang sudah dikorbankan untuk hubungan ini, terimakasih sudah menjadi orang yang akan mendidik ku, mengajarkan ku, dan mengisi hari hari ku selanjutnya. Air mata ini sulit sekali untuk melepaskanmu kembali, tapi aku lebih memilih diam dan tertawa dihadapanmu walaupun kamu tidak menyukai aku tertawa.

Waktu terlalu cepat untukku, ketika masih banyak mimpi yang belum bisa aku wujudkan. Disini, aku hanya bisa melihat mana yang masih berada di sampingku.

Terhitung 14 hari setelah pertemuan terakhir kita dan terjadi atas apa yang aku takutkan. Rasa kehilangan, rasa memiliki dan rasa curiga bercampur aduk untukmu sendiri. Ketika yang kamu cari adalah seseorang yang sedang berjuang dengan kesibukannya, tidak banyak waktu untuk berbagi cerita dengan mu, dan memilih mengakhiri cerita atau diam ketika dia lelah. Ini untukmu sendiri, Keinginan dan harapan itu hanya untuk mu sendiri karena bukan atas kehendaknya bahwa kamu ada untuk berjuang bersamamu. Ingat, sampai dititik kapanpun semua masih bisa berubah seperti perasaannya, cinta kasihnya, perjuangannya, kepeduliannya dan banyak hal lainnya yang harus kamu sadari.

Lama tak berjumpa, menjadi hal yang terbiasa ketika kalian sedang berada dalam hubungan jarak jauh, sama halnya dengan lama sudah tidak ada sapa  yang terbiasa saat hubungan itu sudah berjarak. Biarkan berjalan, saat hati hanya ingin menetap, seakan ingin terus berkata tunggu aku belum siap padahal waktu terus mengejar dan menyayat hati. Biarkan berjalan, yang menyakiti untuk tetap ada karena tidak ingin untuk merasa kehilangan, sampai lupa bahwa hidup tidak hanya untuk merasakan sakit. Saat ini kehilangan menjadi hal yang harus dipelajari dalam sebuah kesalahan, menjadi hal yang sulit untuk disembuhkan, menjadi hal yang membuat kita sadar bahwa kita hidup tanggung jawab untuk diri kita sendiri.

Yang seakan sudah pasti seketika menjadi ragu, Yang awalnya diragukan perlahan menjadi pasti, Yang selalu diimpikan, tak berujung pernikahan, Yang tak pernah terpikirkan, bersanding di pelaminan. Maka jodoh itu bukan masalah seberapa lama kamu mengenalnya. Tapi, seberapa yakin kamu pada setiap ketetapan-Nya, Seberapa ikhlas hatimu saat gagal mendapatkan yang baik menurutmu, lalu digantikan dengan yang lebih baik menurut versi-Nya. Dan pada akhirnya.... akhir pencarian pasangan hidup adalah mencari yang nyaman. Yang bisa membuat kita aman dan tenang berada di dekatnya, selalu tertawa berada di sampingnya,